Antara Cinta Nabi dan Perayaan Maulid Nabi

Alhamdulillah hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kamaa yuhibbu Robbuna wa yardho, wa asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa asy-hadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluh. Allahumma sholli ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Saudaraku yang semoga selalu mendapatkan taufik Allah Ta’ala. Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lagi sesudah beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kedudukan yang mulia dengan syafa’at al ‘uzhma pada hari kiamat kelak. Itulah di antara keistimewaan Abul Qosim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang muslim punya kewajiban mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari makhluk lainnya. Inilah landasan pokok iman.

Engkau Harus Mencintai Nabimu

Saudaraku, Continue reading

Posted in Uncategorized | 1 Comment

TANDA-TANDA KECIL KIAMAT

17-19. Alat-Alat Musik Dan Minuman Keras Menganggapnya Halal. Berlomba Menghias Masjid
Rabu, 4 Januari 2012 22:22:09 WIB

TANDA-TANDA KECIL KIAMAT

Oleh
Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

17. MERAJALELANYA AL-MA’AZIF [1] (ALAT-ALAT MUSIK) DAN MENGHALALKANNYA
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَكُونُ فِـي آخِرِ الزَّمَانِ خَسْفٌ وَقَذْفٌ وَمَسْخٌ قِيْلَ: وَمَتَى ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَالْقَيْنَاتُ.

“Di akhir zaman nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan dirubah rupanya.” Beliau ditanya, “Kapankah hal itu terjadi wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Ketika alat-alat musik dan para penyanyi telah merajalela.” [2]

Tanda-tanda Kiamat ini telah banyak bermunculan pada zaman-zaman sebelumnya, dan sekarang lebih banyak lagi. Alat-alat musik telah muncul di zaman ini dan menyebar dengan penyebaran yang sangat luas serta banyak para biduan dan biduanita. Merekalah yang diisyaratkan dalam hadits ini dengan ungkapan “الْقَيْنَـاتُ (para penyanyi).”

Lebih dahsyat lagi adalah penghalalan alat-alat musik yang dilakukan oleh sebagian manusia. Telah datang ancaman bagi orang yang melakukan hal itu dengan dirubah rupanya, dilempari batu dan ditenggelamkan ke dalam bumi, sebagaimana dijelaskan dalam hadits terdahulu. Telah tetap dalam Shahiih al-Bukhari rahimahullah, beliau berkata, Hisyam bin ‘Ammar berkata, Shadaqah bin Khalid meriwayatkan kepada kami (kemudian beliau membawakan sanad yang sampai kepada Abu Malik al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, bahwasanya beliau mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda):

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ، يَأْتِيهِمْ يَعْنِي -الْفَقِيرَ- لِحَاجَةٍ فَيَقُولُونَ: ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا، فَيُبَيِّتُهُمُ اللهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ وَيَمْسَخُ آخَرِيْـنَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

“Akan datang pada umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina sutra, khamr (minuman keras) dan alat musik, dan sungguh akan menetap beberapa kaum di sisi gunung, di mana (para pengembala) akan datang kepada mereka dengan membawa gembalaannya, datang kepada mereka -yakni si fakir- untuk sebuah keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah menghancurkan mereka pada malam hari, menghancurkan gunung dan merubah sebagian mereka menjadi kera dan babi sampai hari Kiamat.” Continue reading

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Ngawurnya Said Agil Siradj dalam Menjelek-jelekkan Pihak yang Dia Sebut Wahabi

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kelarga, sahabat, dan siapa saja yang komitmen dan istiqamah dengan sunnah-sunnahnya.

Istilah “Wahabi” sedang menghangat seiring dengan gerakan deradikalisasi yang membidik para aktifis dakwah dan jihad. Bahkan secara tegas, Said Aqil Siraj, Ketua Umum PBNU telah mengaitkan antara radikalisme dengan pergerakan dakwah Wahabi. Dengan tegas ia menuduh gerakan dakwah yang merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman ulama salaf ini sebagai biang kerok dan sumber konflik di tengah-tengah masyarakat.

“Kita bisa mencermati pergerakan paham Wahabi di negeri kita yang secara mengendap-endap telah memasuki wilayah pendidikan dengan menyuntikkan ideologi puritanisme radikal, semisal penyesatan terhadap kelompok lain hanya karena soal beda masalah ibadah lainnya. Di berbagai daerah bahkan sudah terjadi ‘tawuran’ akibat model dakwah Wahabi yang tak menghargai perbedaan pandangan antar-muslim. Model dakwah semacam ini bisa berpotensi menjadi ‘cikal bakal’ radikalisme,” tulis KH Said Aqil Siradj pada harian Republika (3/10/2011), dengan judul, Radikalisme, Hukum, dan Dakwah.

Sebenarnya, stigma “Wahabi” merujuk pada sosok ulama abad ke-18, bernama Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimy An-Najdi. Gerakan dakwahnya mengusung tajdid dan tashfiyah (pembaharuan dan pemurnian) akidah kaum muslimin dari beragam kemusyrikan dan amaliah yang tidak diajarkan oleh Islam. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang dai yang tak pernah menyebut kiprah dakwahnya dengan penamaan dakwah Wahabi atau tak pernah mendirikan organisasi dakwah bernama Wahabi. Istilah Wahabi baru muncul belakangan, itupun dengan tujuan stigmatisasi oleh mereka yang tak setuju dengan pemikiran yang diusung dalam dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. (Baca: Artawijaya, Tudingan Wahabi Kontributor Teror Bom Tak Pernah Terbukti)

Di Indonesia, stigma Wahabi juga pernah dilekatkan pada ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan Persatuan Islam (PERSIS). Tokoh-tokoh seperti KH Ahmad Dahlan, Syaikh Ahmad Soorkati, A. Hassan, dianggap sebagai pengusung paham Wahabi di Indonesia. Bahkan, jauh sebelum itu, pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol pun pernah disebut sebagai pengusung dakwah Wahabi. Baik Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ataupun generasi dakwah selanjutnya di seluruh dunia yang sepaham dengan pemikirannya tak pernah ada yang dengan tegas menyatakan dirinya sebagai Wahabi. (Baca: Artawijaya,Tudingan Wahabi Kontributor Teror Bom Tak Pernah Terbukti)

Stigmatisasi “Wahabi” kepada jamaah kaum muslimin tertentu yang tidak sepaham dalam beberapa persoalan fikih ibadah dan tradisi keagamaan dengan paham yang dianut oleh Said Agil Siraj menjadi senjata pemecahbelah Ukhuwah Islamiyah. Padahal persoalan khilafiyah tidak boleh menjadi ma’aqid (pengikat) al-wala’ dan al-bara’. Disebutkan dalam Maa Laa Yasa’ al-Muslima Jahluhu, DR. Abdullah Al-Mushlih dan DR. Shalah Shawi, “Jama’ah (persatuan) kaum muslimin tidak boleh terpecah hanya karena perbedaan pendapat dalam masalah-masalah furu’iyah ini. Walaupun hal ini tidak boleh menjadi halangan bagi seseorang untuk melakukan penelitian ilmiah dalam masalah ini, dengan harapan mendapatkan kebenaran hakiki. Tetapi dengan catatan jangan sampai menimbulkan debat kusir dan fanatisme.”

Maka penyematan gelar “wahabi” itu hanya dilakukan oleh orang, yang sadar atau tidak, ingin memecah belah umat. Apalagi stigma ini akan diarahkan demi satu kepentingan duniawi, mencari dukungan suara kelompok tertentu atau supaya mendapat imbalan dari pihak berkuasa. Sehingga ia menjadi senjata yang diarahkan kepada siapa yang berbeda dengannya dan tak sepahaman dengan kebijakannya. Padahal yang dituduh wahabi banyak yang tidak mengakui dan menamakan diri sebagai wahabi. Terkadang mereka sendiri merasa aneh kok digelari wahabi hanya karena menerangkan sunnah dengan pemahaman ulama salaf, Aneh bin ajaib sekali.

Biasanya juga, “wahabi” dijadikan senjata untuk menolak argumentasi yang ditegakkan. Cukup dengan menyebut lawan diskusi sebagai wahabi, maka semua kalimat yang dilisankannya tak memiliki arti. Senjata yang sangat murah dan mematikan untuk membunuh argumentasi lawan diskusi. Juga ia menjadi promosi jitu untuk mencari dukungan dari maysarakat umum dan awam yang sudah terkena propaganda “anti wahabi”, yang seolah dikesankan wahabi anti dengan tradisi.

Dari pengkajian yang kami lakukan, orang yang disebut-sebut sebagai wahabi, -walaupun yang dituduh tidak pernah memakai nama wahabi dan tidak mengakuinya- adalah orang yang menyeru kepada Qaulullah Wa Qaulurrasul (firman Allah dan sabda Rasul-Nya). Dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah yang dikatakan sebagai pendiri wahabi adalah seorang dai pada abad 18 Hijriyah yang mengajak manusia kepada firman Allah dan sabda Rasul-Nya. Mengajak manusia untuk kembali kepada akidah para ulama salaf dari kalangan sahabat Nabi dan dua generasi yang mengikuti mereka dengan baik. Di mana Allah menjadikan keimanan mereka sebagai standar keimanan,

فَإِنْ آَمَنُوا بِمِثْلِ مَا آَمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ

“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu).” (QS. Al-Baqarah: 137)

Dakwah beliau rahimahullah mengajak manusia kepada sunnah Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan mengikuti manhaj para sahabatnya dalam memahami sunnah. Jika demikian apa yang salah dari dakwah beliau? Memang diakui bahwa prinsip fikih yang beliau anut adalah Hambali, mengikuti paham fikih Imam Ahmad bin Hambal. Dan Hambali termasuk satu dari empat madzhab fikih besar yang diakui dan menjadi bagian dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Isi dakwah beliau yang paling menonjol adalah memberikan prioritas kepada perbaikan akidah dan meninggalkan berbagai bentuk kesyirikan, memerangi bid’ah dan khurafat yang banyak digandrungi oleh ahli kalam dan ghulath mutashawifi serta Syi’ah. Beliau mengajak untuk mengikuti akidah para salaf (baca; sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in) dalam akidah dan amal. Dakwah beliau juga mengkritisi semua paham yang bertentangan dengan paham ulama salaf dan manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Dari sini terbukti bahwa manhaj dakwah beliau adalah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, agar kaum muslimin mengembalikan persoalan keislaman kepada Al-Qur’an dan al-Sunnah sesuai dengan yang dipahami generasi sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan dua generasi sesudahnya.

Maka dari sini, gerakan dakwah yang mereka tuduh sebagai wahabi adalah dakwah yang menyeru kepada tauhidullah (mengesakan Allah), mentaati Allah dan Rasul-Nya. “Wahabiyah” tidak membawa paham baru, namun mengikuti dan melanjutkan paham Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang orisinil, yaitu menyeru kepada tauhidullah dan ittiba’ kepada Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan dalam persoalan fikih mereka lebih banyak mengambil dari madzhab Hambali yang dinisbatkan kepada Ahmad bin Hambal, murid kesayangan dari Imam al-Syafi’i rahimahullah Ta’ala. Kecuali jika didapatkan dalam beberapa persoalan madzhab Hambali menyalahi pendapat ulama yang arjah (lebih kuat), yakni berdasarkan dalil yang mendukungnya, maka mereka mengambil dalil. Dan ini merupakan intisari dari madzhab imam yang empat. “Jika hadits itu jelas shahih maka itulah madzhabku” kata imam al-Syafi’i.

Kesimpulan dan Penutup

Dimunculkannya istilah “Wahhabi” sebagai julukan bagi pengikut dakwah Al-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, merupakan satu trik musuh-musuh Islam dan orang yang dalam hatinya terdapat kedengkian dan penyakit untuk menghempaskan kepercayaan umat kepada dakwah tauhid tersebut. Oleh karena itu setiap muwahhid dan pecinta sunnah Rasul yang bersih hatinya serta selektif dalam menerima berita tidak mudah untuk ditipu dan dibohongi dengan istilah-istilah murahan seperti ‘aliran wahabi’.

Ngawurnya tuduhan tadi dapat dilihat dari salah kaprahnya dalam menggunakan istilah “Wahhabi”, yang merupakan penisbatan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Al-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata: “Penisbatan (Wahhabi -pen) tersebut tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Semestinya bentuk penisbatannya adalah ‘Muhammadiyyah’, karena sang pengemban dan pelaku dakwah tersebut adalah Muhammad, bukan ayahnya yang bernama Abdul Wahhab.” (Lihat Imam wa Amir wa Da’watun Likullil ‘Ushur, hal. 162)

Masihkah orang yang suka menebar permusuhan dan perpecahan umat Islam tetap keukeuh menggunakan isu wahabi ini? Jika tidak tahu malu, pasti dia akan terus mengangkat istilah wahabi untuk menghantam penyeru dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Karena orang yang tak punya malu akan berbuat sesukanya, ngawurpun tak mengapa. Wallahu Ta’ala A’lam.

*Dari artikel berjudul Duh Memalukan, Sebutan ”Wahabi” Menyalahi Kaidah Bahasa Arab, Oleh: Badrul Tamam. [PurWD/voa-islam.com] dimuat voaislam.com, Selasa, 18 Oct 2011.

Ilustrasi foto Said Agil Siradj- kanan/lintasjakarta.com

(nahimunkar.com)

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Nasihat Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly Kepada Ahlus Sunnah Berkaitan Dengan Pengepungan Syi’ah Rafidhah Terhadap Dammaj

Nasihat Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly Kepada Ahlus Sunnah Di Yaman Berkaitan Dengan Pengepungan Syi’ah Rafidhah Terhadap Dammaj

Alhamdulillahi wahdah, wash shalatu was salamu ‘ala man laa nabiyya ba’dah. Amma ba’d :

Ini adalah sebuah nasihat yang berharga dari Fadhilatusy Syaikh Dr. Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafidhahullahu ta’ala yang beliau sampaikan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang datang setelah pelajaran beliau yang ke-38 dari syarh kitab “Mufidul Anam wa Nurudh Dhullam fi Tahriril Ahkam li Hajji Baitillahil Haram” di Masjid Bani Salamah di Madinah Nabawiyyah hari Ahad, 3 Dzulhijjah 1432 H. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan pengepungan Ar Rafidhah Al Hutsiyyin –semoga Alloh menjadikan mereka hina- terhadap kota Dammaj di Yaman sejak beberapa hari yang lalu hingga hari ini. Berikut ini transkrip pertanyaan dan jawabannya :

Pertanyaan (dibaca sendiri oleh Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafidhahullahu ta’ala) ;

Ini juga pertanyaan dari Yaman. Penanya berkata : “Wahai syaikh kami – hafidhakallah- atas kemuliaan ilmu anda, bukan perkara yang samar tentang apa yang dijumpai oleh saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Dammaj berupa pengepungan besar yang dilakukan oleh orang-orang Rafidhah –semoga Alloh menjadikan mereka hina- . Maka apa nasihat dan bimbingan anda berkaitan dengan kenyataan ini, sama saja apakah nasihat itu bagi Ahlus Sunnah secara umum atau bagi Ahlus Sunnah di Dammaj ?

Jawaban Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafidhahullah ta’ala :

Alhamdulillah. Orang-orang Rafidhah senantiasa berada di atas permusuhan terhadap ahlul Islam sejak hari pertama (kemunculan mereka). Mereka menanti-nanti (mengharap) marabahaya menimpa ahlul Islam –semoga Allah menimpakan hukuman yang berhak mereka terima- . Tidaklah ada kekacauan yang menimpa Ahlus Sunnah, melainkan mereka memiliki andil di dalamnya. Jatuhnya Daulah ‘Abbasiyyah dahulu disebabkan campur tangan mereka. Dan tidaklah ada bencana yang menimpa umat Islam kecuali mereka memiliki andil yang besar di dalamnya. Kita meminta ‘afiyah dan keselamatan kepada Alloh.

Nasihat kami kepada saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman secara umum adalah hendaknya mereka tolong-menolong dan bahu membahu untuk menghadang orang-orang Rafidhah yang merupakan musuh-musuh Alloh, musuh-musuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan musuh-musuh agama yang shahih ini. Ini yang kami nasihatkan kepada mereka. Hal ini dilakukan dengan cara menjelaskan madzhab ahlul haq dan menyebarkannya di antara manusia. Juga dengan merendahkan dan membongkar madzhab Rafidhah yang rusak, serta menjelaskan, menelanjangi dan memaparkan aib-aib mereka kepada manusia sehingga mereka mengetahui kebusukan Rafidhah. Inilah yang sepantasnya dilakukan. Juga wajib bagi mereka untuk bersungguh-sungguh dalam menyebarkan dakwah yang shahih, serta menyebarkan dan menolong sunnah.

Adapun saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Dammaj, maka kita berdoa kepada Alloh ta’ala untuk kebaikan mereka. Kita berdoa kepadaNya dengan namaNya yang paling agung yang jika diminta dengannya pasti Dia akan memberi, dan jika dipanggil dengannya pasti Dia akan menjawab, (kita meminta) supaya Dia menghinakan orang-orang Rafidhah yang najis dan kotor itu, supaya Dia memusnahkan mereka sampai ke akar-akarnya dan menyingkirkan mereka secara total, (kita meminta) supaya Dia mencerai beraikan kelompok mereka serta mematahkan kekuatan mereka, dan supaya Dia memecah belah barisan mereka, serta (kita meminta) agar Dia Yang Maha Suci tidak memberikan pertolongan kepada mereka. Sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Dzat yang diminta.

Kami juga mewasiatkan kepada mereka (Ahlus Sunnah di Dammaj) agar bersabar dan memohon kepada Alloh ta’ala, serta mengerahkan apa yang mereka sanggupi. Tidak ada perbuatan yang lebih besar daripada berdoa dan memohon kepada Alloh Jalla wa ‘Ala agar Dia menolong agamaNya dan meninggikan kalimatNya. Doa adalah senjata yang agung yang mana banyak orang telah lalai darinya. Mereka berlindung kepada perberkalan yang bersifat materi- yaitu senjata- atau perlawanan yang bersifat dhahir- yaitu perlawanan dengan senjata-, tetapi mereka lalai dari senjata maknawi yang agung, yaitu :

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ

“Jika Alloh menolong kalian, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kalian. Jika Alloh membiarkan kalian (tidak memberi pertolongan), maka sesudah itu siapakah yang dapat menolong kalian (selain) Alloh?” (Ali Imran : 160).

Maka wajib bagi mereka untuk berdoa kepada Alloh, menghadap, dan memohon kepadaNya agar menghilangkan dari mereka apa yang telah menimpa mereka.

Saya juga mewasiatkan kepada mereka agar tetap kokoh dan menolak dari diri mereka kedhaliman orang-orang yang telah berbuat aniaya kepada mereka. Hendaknya mereka mengusir orang-orang tersebut dengan apa yang mereka mampu.

Wajib bagi saudara-saudara kita Ahlus Sunnah untuk menolong mereka di Dammaj. Kita katakan : Inilah agama. Walaupun kita telah membantah Yahya Al Hajuri atau kita telah membantah fulan, maka yang namanya bantahan dan menjelaskan kebenaran adalah sebuah perkara. Sedangkan menolong Ahlus Sunnah dan keluarga mereka adalah perkara yang lain. Sehingga wajib bagi Ahlus Sunnah yang dekat dengan Dammaj – yang terdekat lalu yang agak jauh – untuk menolong saudara-saudara mereka. Hendaknya mereka berdiri dengan mereka (Ahlus Sunnah Dammaj) pada satu barisan, menolong mereka dan berperang bersama untuk menghadapi orang-orang yang dhalim dan melampaui batas itu. Wajib berjihad – bagi Ahlus Sunnah yang terdekat lalu yang agak jauh – bersama mereka untuk menghadapi orang-orang Rafidhah itu.

Jangan ada seorangpun yang menyangka bahwa walaupun kami sudah membantah Yahya Al Hajurry di Dammaj, lantas kami akan mengorbankan Sunnah – kami berlindung kepada Allah dari hal itu -. Ahlus Sunnah adalah saudara dan keluarga kita di setiap waktu dan tempat. Kita marah karena membela mereka, kita senang karena kegembiraan mereka, dan kita merasa terluka karena kepedihan yang mereka rasakan. Maka wajib bagi Ahlus Sunnah di Yaman secara umum untuk menolong mereka dan berdiri bersama mereka untuk menghadapi orang-orang Rafidhah Al Hutsiyyin yang dhalim dan menyangka bahwa mereka akan membuat Ahlus Sunnah menjadi hina. Wajib bagi saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman untuk menolong saudara-saudara mereka di Dammaj. Jika mereka mampu, hendaknya mereka menutup ruang gerak orang-orang Rafidhah itu dari belakang sehingga ada (Ahlus Sunnah) yang menjadi bagian lain di sekitar mereka jika mereka mengepung Dammaj. Sehingga sebaliknya, Ahlus Sunnahlah yang kemudian mengepung mereka dan tidak memberikan pertolongan kepada mereka.

Ini yang kami wasiatkan kepada saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman untuk menolong saudara-saudara mereka Ahlus Sunnah di Dammaj dengan setiap perkara yang mereka mampu. Wallohu a’lam.

Wa shallallahu wa sallam wa barak ‘ala ‘abdihi wa rasulihi nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.”

—————-

Perhatian : Tanya jawab ini ditranskrip oleh Al Akh Al Fadhil ‘Abdush Shamad Al Hulandy.

Untuk mendownload versi audionya, silahkan buka salah satu link berikut :

http://up.ye14.org/downloadf-yeMohamedBenHadiHissarDammaj-rar.html

http://www.reeem.info/upload/download.php?id=965

http://sites.google.com/site/documents6587/home/MohamedBenHadiHissarDammaj.rar

Abdullah As Salimi, Dzulhijjah 1432 H

Forum Al Wahyain As Salafiyyah

http://wahyain.com/forums/showthread.php?t=2447&fb_source=message

http://semogakamiselamat.wordpress.com/2011/11/02/nasihat-syaikh-muhammad-bin-hadi-al-madkhaly-kepada-ahlus-sunnah-berkaitan-dengan-pengepungan-syiah-rafidhah-terhadap-dammaj/

***

Fatwa Syaikh Robi’ terkait pemboikotan Syiah Rafidhah di Dammaj bulan Dzulhijjah tahun 1432H

OCT 31

Posted by abuhurairohjakarta

تاريخ المشاركة 30 October 2011 – 10:47 PM

دعوة إلى جميع أهل السنة لنصرة إخواننا في دماجبسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه.

أما بعد:

فقد بلغنا مع الأسف ما يقوم به الروافض الباطنيون أعداء الإسلام وأعداء الصحابة الكرام من حصار وتهديد لإخواننا السلفيين في دماج ومركزه السلفي السني بغضاً وعدواة للإسلام وأهله.

فنوصي إخواننا في دماج بالثبات على السنة والصبر والاستعانة بالله في صد هذا البغي والعدوان الرافضي.

وعلى إخوانهم من أهل السنة أن ينهضوا معهم لمواجهة هذا الطغيان والقضاء على أهله وأن يُطهروا اليمن – وغيرها- من رجس الروافض إن استطاعوا ذلك، ﴿وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ﴾.

﴿وَمَا النَّصْرُ إِلا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ * لِيَقْطَعَ طَرَفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَوْ يَكْبِتَهُمْ فَيَنْقَلِبُوا خَائِبِينَ﴾.

إنَّ الصراع بين أهل السنة والروافض الباطنية صراع بين الكفر والإسلام فعلى أهل السنة في كل مكان في اليمن وغيره أن يهبوا لنصرة إخوانهم بالنفس والمال ونسأل الله أن يقطع دابر الروافض الباطنية وكل أعداء الإسلام في كل مكان.

إن ربي لسميع الدعاء .

كتبه
ربيع بن هادي عمير المدخلي
4/12/1432هـ

Fatwa Syaikh Robi’ terkait pemboikotan Syiah Rafidhah di Dammaj bulan Dzulhijjah tahun 1432H

Kepada seluruh Ahlus Sunnah untuk membantu saudara kita di Dammaj

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه. أما بعد

Telah sampai kepada kami berita sedih apa yang dilakukan rafidhah, musuh-musuh Islam dan musuh-musuh para sahabat (radiyallahu ‘anhum) seperti memboikot dan memperlakukan saudara kami salafi di Dammaj dan sunni salafi di Markaz tersebut untuk memboikot dan memusuhi terhadap Islam dan pemeluknya (kaum muslimin)

Kami mengharapkan saudara-saudara kami di Dammaj untuk tetap berpegang teguh dengan sunnah dan memiliki kesabaran dan mencari bantuan dari sisi Allah dalam melawan pemberontakan ini dan permusuhan dari kaum rafidhoh

Kepada saudara-saudara kami Ahlussunnah untuk berdiri melawan pelanggaran ini dan untuk bersatu dalam membersihkan kotoran dari rafidhoh di Yaman dan lainnya -jika mereka mampu melakukannya-

Alloh Subhanahu wa Ta’ala Berkata:

﴿وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ﴾.

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Benar-Benar Kuat lagi Maha Perkasa” (Al-Hajj: 40)

Dia Alloh Subhanahu wa ta’ala juga mengatakan:

﴿وَمَا النَّصْرُ إِلا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ * لِيَقْطَعَ طَرَفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَوْ يَكْبِتَهُمْ فَيَنْقَلِبُوا خَائِبِينَ﴾.

“Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Allah menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir , atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa.(Ali Imran126-127)

Memang konflik antara Ahlus sunnah dan rafidhah sebagaimana konflik Islam dan orang kufur (kafir) sehingga Ahlus Sunnah di mana pun mereka berada di Yaman dan lainnya, maka bangkit untuk membantu saudara-saudara mereka dengan kehadiran Anda dengan darah dan harta untuk mematahkan punggung rafidhah dan semua musuh Islam di mana pun mereka berada.

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Do’a.

Ditulis oleh Rabi’ bin Umair Hadi al-Madkhali
4 Dzulhijjah 1432H

http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=124187

http://semogakamiselamat.wordpress.com

(nahimunkar.com)

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Permusuhan Yahudi Terhadap Islam Dalam Sejarah

permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini.

Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah Continue reading

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Wahai Mujahidin !!! Wahai Mujahidin !!! Sebuah Nasehat dan Klarifikasi bagi Mujahidin yang salah langkah

Wahai Mujahidin !!!
Wahai Mujahidin !!!
Sebuah Nasehat dan Klarifikasi bagi Mujahidin yang salah langkah

Oleh : Ustadz Abdurrahman bin Thoyib

Dari Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda : “Akan muncul sepeninggalku nanti para pemimpin yang tidak menelusuri jejakku (petunjukku) dan tidak mengikuti sunnahku dan akan muncul pula diantara mereka orang-orang yang berhati setan dalam tubuh manusia. Aku berkata : Wahai Rasulullah apa yang harus saya perbuat jika saya menemui hal tersebut ? Beliau menjawab : Engkau wajib mendengar dan taat kepada pemimpin tersebut meskipun dia memukul punggungmu dan merampas hartamu, dengar dan taatilah“. [HR.Muslim no.4762 dengan Syarah Imam Nawawi]

Didalam hadits ini dengan jelas dan gamblangnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengajarkan kepada umatnya terutama para Mujahidin, bagaimana menyikapi para penguasa yang tidak berhukum dengan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ataupun tidak menjalankan syariat Islam dan dia pun menyimpang dari sunnahnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan kepada umatnya agar tetap mendengar serta taat kepada sang penguasa dalam hal yang ma’ruf bukan maksiat, meskipun penguasa tersebut berbuat dzalim seperti merampas harta rakyat (korupsi) ataupun berbuat aniaya.

Seorang muslim yang telah mengikrarkan syahadat “Wa anna Muhammadan Rasulullah” tidak selayaknya untuk menyelisihi hadits/ajaran Nabi diatas ini, meski pahit rasanya tapi Insya Allah akibatnya akan baik, sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala :

ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Artinya : “…. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS.An-Nisa’ : 59)

Wahai Mujahidin yang ingin menegakkan kalimatullahi (agama Allah), dengarkan nasehat dari Rasulullah ini ! Pahamilah dengan baik sabda beliau ini ! Janganlah kalian mengikuti hawa nafsu atau semangat yang membara untuk berjihad tapi buta dari petunjuk Al-Qur’an dan sunnah ! Wahai saudaraku Mujahidin, pejuang Islam, ingat dan ketahuilah bahwa niat dan tujuan yang baik haruslah dijalankan dengan cara yang baik pula yaitu mengikuti sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan jalannya para sahabat beliau Radhiyallahu ‘anhu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

Artinya : “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan (ibadah) yang tidak sesuai dengan sunnahku maka amal tersebut tertolak”. (HR.Muslim) Continue reading

Posted in Uncategorized | Leave a comment

10 CARA KAUM KAFIR MENENTANG RASULULLAH
10 CARA KAUM KAFIR MENENTANG RASULULLAH

Tidak tersamar atas kita, bahwa permusuhan kaum kuffar kepada Islam dan Rasulullah benar-benar sangat nyata. Mereka melakukan berbagai cara dan metodologi di dalam melakukan penentangan, penolakan dan tasykik (menyebarkan keragu-raguan) terhadap Islam. Diantara mereka di zaman ini yang sangat tampak melakukan penentangan ini adalah kaum atheis dan kafir yang berhimpun di bawah slogan ‘Freefaith’. Mereka memiliki situs-situs yang mencela dan menghujat Islam dan Nabi kaum muslimin. Metodologi mereka tidak berbeda dengan metodologi kaum kuffar musyrikin terdahulu. Termasuk juga dalam hal ini kaum Neo-Con -semoga Alloh tidak memperbanyak jumlah mereka dan menghinakan mereka-.

Berikut ini adalah 10 metodologi kaum kuffar untuk menentang Rasulullah dan Islam, sebagaimana dijelaskan oleh Fadhilatusy Syaikh Mahdi Rizqullah Ahmad dalam buku beliau yang sangat anggun, As-Sirah An-Nabawiyah fii Dhau’il Mashadir Al-Ashliyah, Dirasah Tahliliyah. (Riyadh: Markaz Malik Faishal lilbuhuts , 1992, hal. 165-190.)

Setelah Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk melakukan dakwah jahriyah (terang-terangan) lewat firman-Nya,” Maka sampaikanlah olehmu segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS. 15:94), maka Rasulullah melakukan dakwah secara terang-terangan. Hal ini membuat kuffar Qurays membuat strategi baru untuk menghadang bahkan melumpuhkan dakwah Rasulullah. Diantara strategi dan metodologi mereka adalah sebagai berikut:

Pertama, Continue reading

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Mimpi Ketemu Nabi

Mimpi Ketemu Nabi
Kategori Aqidah | 03-06-2011 | 1 Komentar

Pertanyaan

Syaikh kami, saya telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpiku sebanyak tiga kali namun tidak berurutan. Apakah takwil dari mimpiku ini? Barakallahu fikum.

Jawaban

الجواب: الحمدُ لله ربِّ العالمين، والصلاة والسلام على من أرسله اللهُ رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أمّا بعد:

Ketahuilah, sesungguhnya mimpi seorang yang bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila sesuai dengan ciri-ciri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika di dunia adalah mimpi yang benar karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

:« مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ بي »

Barangsiapa melihatku dalam mimpi maka dia benar benar telah melihatku, karena syaithan tidak mampu menyerupaiku [1].

Dalam satu riwayat tercantum dengan lafadz

مَنْ رَآنِي فَقَدْ رَآى الحَقَّ

Barangsiapa melihatku dalam mimpi maka dia benar benar telah melihatku [2].

Hal itu dikarenakan melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam mimpi dapat dikatakan benar jika seorang melihat beliau dengan ciri-ciri fisik yang telah diketahui dalam syamail (sifat dan perangai) beliau. Jika tidak sesuai, maka hal itu hanyalah mimpi yang tidak benar dan merupakan permainan setan terhadap manusia, karena dia mengamuflasekan dirinya dengan suatu rupa yang dianggap oleh orang yang bermimpi bahwa rupa tersebut adalah rupa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karena itu, apabila seseorang menceritakan kepada Ibnu Sirin rahimahullah bahwa dirinya telah melihat nabi, maka Ibnu Sirin mengatakan,

صِفْ لي الذي رأيتَه،

Sebutkan kepadaku ciri-ciri fisik beliau yang telah engkau lihat.

Apabila orang itu menyebutkan ciri-ciri yang tidak diketahui olehnya, maka Ibnu Sirin mengatakan, “Engkau tidaklah melihat beliau” [3].

Dengan ketentuan inilah dapat diketahui siapasaja yang benar-benar telah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan siapa saja yang diperdaya oleh syaithan.

.
والعلمُ عند الله تعالى، وآخر دعوانا أنِ الحمد لله ربِّ العالمين، وصلى الله على نبيّنا محمّد وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، وسلّم تسليمًا

Aljazair 7 Muharam 1427 H.

[1] أخرجه البخاري في «العلم »: (110)، وفي «الأدب »: (6179)، ومسلم في «الرؤيا »: (6056)، وابن ماجه في «تعبير الرؤيا »: (4034)، وأحمد: (7367)، من حديث أبي هريرة رضي الله عنه.

[2]أخرجه البخاري في «التعبير »: (6996)، ومسلم في «الرؤيا »: (6058)، وأحمد: (22096)، والدارمي: (2195)، من حديث أبي قتادة رضي الله عنه.

[3] علّقه البخاري في صحيحه، «كتاب التعبير » (3/449)، قال الحافظ ابن حجر رحمه الله في «الفتح »: (12/465):« وقد رويناه موصولاً من طريق إسماعيل بن إسحاق القاضي وسنده صحيح »، وانظر:« السلسلة الصحيحة »: (6-1/517).

Dikutip dari http://ikhwanmuslim.com/akidah-dan-manhaj/mimpi-ketemu-nabi

Penerjemah: Muhammad Nur Ichwan Muslim

Artikel http://www.muslim.or.id

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Hukum Memakai Cadar dalam Pandangan 4 Madzhab

Hukum Memakai Cadar dalam Pandangan 4 Madzhab
Kategori Fiqh dan Muamalah | 22-05-2011 | 4 Komentar

Wanita bercadar seringkali diidentikkan dengan orang arab atau timur-tengah. Padahal memakai cadar atau menutup wajah bagi wanita adalah ajaran Islam yang didasari dalil-dalil Al Qur’an, hadits-hadits shahih serta penerapan para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam serta para ulama yang mengikuti mereka. Sehingga tidak benar anggapan bahwa hal tersebut merupakan sekedar budaya timur-tengah.

Berikut ini sengaja kami bawakan pendapat-pendapat para ulama madzhab, tanpa menyebutkan pendalilan mereka, untuk membuktikan bahwa pembahasan ini tertera dan dibahas secara gamblang dalam kitab-kitab fiqih 4 madzhab. Lebih lagi, ulama 4 madzhab semuanya menganjurkan wanita muslimah untuk memakai cadar, bahkan sebagiannya sampai kepada anjuran wajib. Beberapa penukilan yang disebutkan di sini hanya secuil saja, karena masih banyak lagi penjelasan-penjelasan serupa dari para ulama madzhab.

Madzhab Hanafi

Pendapat madzhab Hanafi, wajah wanita bukanlah aurat, namun memakai cadar hukumnya sunnah (dianjurkan) dan menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah.

* Asy Syaranbalali berkata:

وجميع بدن الحرة عورة إلا وجهها وكفيها باطنهما وظاهرهما في الأصح ، وهو المختار

“Seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan dalam serta telapak tangan luar, ini pendapat yang lebih shahih dan merupakan pilihan madzhab kami“ (Matan Nuurul Iidhah)

* Al Imam Muhammad ‘Alaa-uddin berkata:

وجميع بدن الحرة عورة إلا وجهها وكفيها ، وقدميها في رواية ، وكذا صوتها، وليس بعورة على الأشبه ، وإنما يؤدي إلى الفتنة ، ولذا تمنع من كشف وجهها بين الرجال للفتنة

“Seluruh badan wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan dalam. Dalam suatu riwayat, juga telapak tangan luar. Demikian juga suaranya. Namun bukan aurat jika dihadapan sesama wanita. Jika cenderung menimbulkan fitnah, dilarang menampakkan wajahnya di hadapan para lelaki” (Ad Durr Al Muntaqa, 81)

* Al Allamah Al Hashkafi berkata:

والمرأة كالرجل ، لكنها تكشف وجهها لا رأسها ، ولو سَدَلَت شيئًا عليه وَجَافَتهُ جاز ، بل يندب

“Aurat wanita dalam shalat itu seperti aurat lelaki. Namun wajah wanita itu dibuka sedangkan kepalanya tidak. Andai seorang wanita memakai sesuatu di wajahnya atau menutupnya, boleh, bahkan dianjurkan” (Ad Durr Al Mukhtar, 2/189)

* Al Allamah Ibnu Abidin berkata:

تُمنَعُ من الكشف لخوف أن يرى الرجال وجهها فتقع الفتنة ، لأنه مع الكشف قد يقع النظر إليها بشهوة

“Terlarang bagi wanita menampakan wajahnya karena khawatir akan dilihat oleh para lelaki, kemudian timbullah fitnah. Karena jika wajah dinampakkan, terkadang lelaki melihatnya dengan syahwat” (Hasyiah ‘Alad Durr Al Mukhtaar, 3/188-189)
Continue reading

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku
Kategori Akhlaq dan Nasehat | 23-05-2011 | 4 Komentar

Di zaman ini tidak ragu lagi penuh godaan di sana-sini. Di saat wanita-wanita sudah tidak lagi memiliki rasa malu. Di saat kaum hawa banyak yang tidak lagi berpakaian sopan dan syar’i. Di saat perempuan lebih senang menampakkan betisnya daripada mengenakan jilbab yang menutupi aurat. Tentu saja pria semakin tergoda dan punya niatan jahat, apalagi yang masih membujang. Mau membentengi diri dari syahwat dengan puasa amat sulit karena ombak fitnah pun masih menjulang tinggi. Solusi yang tepat di kala mampu secara fisik dan finansial adalah dengan menikah.

Menyempurnakan Separuh Agama

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نِصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي

“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)

Lihat bahwa di antara keutamaan menikah adalah untuk menyempurnakan separuh agama dan kita tinggal menjaga diri dari separuhnya lagi. Kenapa bisa dikatakan demikian? Para ulama jelaskan bahwa yang umumnya merusak agama seseorang adalah kemaluan dan perutnya. Kemaluan yang mengantarkan pada zina, sedangkan perut bersifat serakah. Nikah berarti membentengi diri dari salah satunya, yaitu zina dengan kemaluan. Itu berarti dengan menikah separuh agama seorang pemuda telah terjaga, dan sisanya, ia tinggal menjaga lisannya. Continue reading

Posted in Uncategorized | Leave a comment